Kehidupan Mengajariku #3

 

    Buku kehidupan mengajariku jilid 3 ini ditulis oleh K.H Hasan Abdullah Sahal, pemimpin Pondok Modern Darussalam Gontor. Buku ini merupakan ide dan kutipan inspiratif dari beliau. Apa yang tertulis dalam blog ini merupakan beberapa kalimat yang ada didalamnya yang dengan harapan semoga dapat menjadi bekal dan tambahan wawasan akan kehidupan kita di masa mendatang, Aamiiin. Semoga bermanfaat🤗 oh iya yang minat untuk beli bukunya ada  di sini yah..

Kehidupan mengajariku #3


Ø  Yang sering terjadi dan sangat jarang sekali terjadi  adalah keteladanan. Pencitraan tidak bisa mengganti keteladanan.

Ø  Kenaikan derajat  manusia itu dengan Pendidikan, Latihan dan ujian


Ø  Pidato, ceramah, diskusi, seminar atau semacamnya tidak cukup menjamin kesadaran umat. Perlu pengulangan, dibarengi dengan pengawalan dan pengawasan, lalu milieu. Itulah yang dilakukan peasntren

Ø  Kemenangan menahan godaan-godaan setan dan iblis adalah prestasi yang layak menerima mahkota dari sang  pencipta, ALLAH SWT.

Ø  Hutang kedzoliman sekecil apapun terhadap siapapun akan dipaksa melunasinya oleh ALLAH SWT, karena dia tidak pernah lengah.

Ø  Penyakit nafsu berbicara, enggan mendengarkan, nafsu mengajar, enggan diajar, nafsu memimpin, enggan dipimpin, ini termasuk keadaan darurat, tapi banyak yang kurang/ tidak sadar padahal banyak sekali yang terkena.

Ø  Banyak orang yang dihormati tetapi sebenarnya bukan orang terhormat, tetapi lebih banyak lagi orang yang terhormat tetapi kurang/tidak dihormati. Mudah-mudahan kita termasuk “yang  terhormat meskipun tidak membutuhkannya”

Ø  Pola-pola pembinaan pesantren diantaranya dengan :
-          Keteladanan
-          Pengarahan dan pengajaran
-          Penciptaan lingkungan yang mendidik
-          Pembiasaan
-          Kegiatan/aktivitas yang positif
-          Pengawalan
-          Pemberdayaan
-          Percontohan sejarah perjuangan kemanusiaan
-          Ujian atau hukuman

 Ø  Iri,dengki, dendam tidak mengubah nasib apa-apa, hanya mengubah amal menjadi pembakar kebajikan. Hanya mewariskan  iri,  dengki, dendan serupa. Naudzubillah

Ø  Paket system yang islami qur'ani:
-          Hidup, bergerak, maju ke depan, berkembang, berguna “yamsyi mustawiyyan” bukan “mukibban alaa wajhih” menukik pandangan sempit/ picik atau mundur ke belakang.

Ø  Memahami islam demikian pula, harus bisa memilah-milah mana yang amrun tauqifiyyun mana yang amrun ijtihadiyyun.

Ø  Kekafiran adalah penghianatan paling tinggi pada ALLAH.

Ø  Penjajah itu selamanya tidak akan pernah senang dan tenang kalau bangsa-bangsa jajahannya itu pintar, maju, dan kompak, Bersatu. Takut kalua mereka kuat akan membahayakan sekali. Apalagi kalua mengetahui ada diantaranya yang benci dan mengajak bangsanya benci terhadap penjajahan.

Ø  Bangsa ini sedang sakit, maka yang sakit perlu perawat. Yaitu yang dapat merawat persatuan dan kesatuan, bukan dengan ancaman senjata dan terorisme Nurani, terorisme kemanusiaan.

Ø  Untuk menjadi “tuan di negri sendiri” dengan tegaknya jiwa, watak dan kesantrian modern, maka yang tidak boleh ditinggalkan adalah :
-          Kemandirian “kuat teguh” mempertahankan kemerdekaan dalam beridentitas
-          Proteksi kehidupanyang halal, berbarokah
-          Semangat “aktif” tanpa henti
-          Kesediaan berkorban
-          Meningkatkan posisi umat sebagai pemilik  “ tangan di atas” pemberi.
-          Membangun, membina, dan membela ukhuwah Islamiyah, bukan ukhuwah loraniyah, kiduliyah,wetaniah, bukan lokal, bukan regional, bukan yang lain-lain.
-          Disiplin tinggi,dengan laporan pertanggung jawaban di meja hijau munkar nakir setiap waktu “dimana pun anda”
Maka, bila kegiatan- kegiatan ini dilakukan dengan disiplin tinggi Rabbani, in sya Allah, kiai, santri, dan pesantren modern menjadi pelopor dan pejuang abadi. Menjadi tuan di negri sendiri membangun surga sebelum surga.

Ø  Sebagai manusia yang hidup dan bangsa yang merdeka sadar bahwa hakekatnya setiap manusia itu merdeka , memiliki kebebasan melakukan upaya menjalankan nilai-nilai dan pola kehidupannya dan tidak rela kalua diganggu. Mengapa? Itu karunia dari sang pencipta Allah SWT.

Ø  Waspadailah! Rumput tetangga tampak lebih hijau, menarik, bisikan tetangga terdengar lebih merdu, merayu, menggoda jiwa-jiwa kaum lemah atau yang dibuat lemah. Jangan sampai karena diberi kaca mata hijau, rumput gersang terlihat subur menghijau, disantap dengan lahap.

Ø  Dengan nilai-nilai islamy ilahy kita yakin menuai kebahagiaan  yang murni bukan kesenangan palsu yang menyesatkan.

Ø  Jangan sekali-kali terpeleset oleh pancingan-pancingan dajjal-dajjal dari luar yang berlabel ilmiah sekalipun.

Ø  Belajar dari lagu “dondong apa salak, duku cilik-cilik.
Dondong = luarnya baik, dalamnya kecut
Salak        = luarnya buruk, dalamnya manis
Duku        = luarnya halus, dalamnya manis, tapi kecil-kecil
Itu memberikan pelajarn bahwa tidak ada yang sempurna, simple is beautiful.

Ø  Semua elemen masyarakat mengantongi masalah. Yang penting adalah menyikapi masalah-masalah yang terjadi dan tidak terelakkan, terselesesaikan dengan Analisa, solusi, dan aksi, bukan hanya diskusi, diskusi, dan diskusi.

Ø  Sakit yang menimpa dan dirasakan oleh pemangku pembinaan umat itu amal sholeh, sekecil apapun wujudnya. Apalagi bagi para mujahidin, pekerja keras. Derajat seseorang adalah apa yang dipentingkannya.

Ø  Ilmu itu yang lebih penting adalah manfaatnya bukan banyaknya.

Ø  Egoisme, awalnya milikmu ya milikmu, milikku ya milikku, lalu akhirnya berubah menjadi milikmu milikku juga. Millikku ya milikku. Padahal inna shalati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil’ alamin- milik Allah SWT, bukan miliknya.

Ø  Yang membuat dunia tidak beres adalah egoism, merasa paling sanggup, paling pintar, terpilih, terbaik, dan ter- ter lainnya.

Ø  Di universitas mana saja tidak ada fakultas keteladanan. Tapi semua fakultas , fungsionalnya harus menjadi teladan.

Ø  Nurani tidak bisa mudah dibeli dengan suara mayoritas atau apalagi minoritas meskipun dengan punya kelebihan harta, tahta, Wanita, senjata, berita dan ta-ta-ta yang lain. Nurani umat manusia itu bertuhan, beragama, dan menjalankan agamanya, itu manusia. Kalua tidak demikian, itu yang anti tuhan, anti agama, apalagi tidak anti penjajahan, perlu dimanusiakan, dinuranikan, Nurani umat manusia. Kalua ada manusia, suku, bangsa atau negara melakukan penjajahan itu tentu ditolak oleh Nurani manusia yang sempurna kemanusiaannya, dengan cara-cara penolakan masing-masing.

Ø  Saat ini, tampaknya banyak yang merasa dirinya dianggap “kurang berkualitas”, “kurang populer” kalua belum berani menyalah-nyalahkan, atau menjatuh-jatuhkan golongan lain.

Ø  Pidato, seminar, rapat, mubes, organisasi, silaturrahim, penyiaran-penyiaran, penyebaran-penyebaran “Medsos ataupun Masmedia” saja tidak cukup, tidak menyelesaikan masalah, tapi, menurunkan orang berpidato atau berceramah dari podium, membubarkan seminar, rapat, membubarkan organisasi, menutup, memblokir sumber-sumber komunikasi saja juga tidak cukup, tidak menyelesaikan masalah. Diperlukan sekali PEMBINAAN TOTAL< oleh mereka yang DIPERCAYA, BERKUALITAS, LAHIR BATINNYA, tidak mudah dibeli.

Ø  Totalitas pembinaan dengan pola-pola:
-          Keteladanan
-          Pengajaran, pengarahan
-          Pembiasaan
-          Pengawalan
-          Pengawasan
-          Pemberdayaan, kegiatan positif
-          Penciptaan miliu, lingkungan
-          Peringatan sejarah perjuangan
-          Ujian dan hukuman
-          Penerapan system yang qur’any, islamy, dan ma’hady

Ø  Filsafat adzan dan shalat berjamaah adalah kepemimpinan dan pembinaan internal islami.

Ø  Kekuatan manusia itu hati, otak dan otot. Waktu masih muda ketiga-tiganya msih utuh, fit, kuat, dan berfungsi normal. Setelah itu berangsur- angsur usut, berkurang, melemah-lemah secara berurutan. Ototnya, kemudian otaknya, baru hatinya. Jadi, yang terakhir bagi orang tua itu tentu saja, ya “hati”-nya.

Ø  Janganlah ikut-ikut memperpanjang pembodohan umat dengan kebodohan! Membohongkan yang benar, membenarkan yang bohong, itulah kiat-kiat penyesatan manusia sepanjang umur dunia. Pasti berakhir dengan penyesalan, mencari kemenangan dengan penyesatan.

Ø  semua manusia saling membaca dan menilai! Masing-masing mempunyai radikalisme, egoism, materialisme, hedonism, pragmatism, sejak lahirnya. Tapi yang penting bagaimana masing-masing meletakkannya pada tempat yang tepat dan mengendalikannya di tengah-tengah percaturan hidup yang harus Bersama, tidak sendiri-sendiri, karena manusia tidak bisa hidup sendiri-sendiri.

Ø  Pertandingan berjalan 90 menit. Kalah menang dalam 1-5 menit bukanlah ukuran. Kebersamaan dan keindahan merupakan unsur kemenangan, tapi bukan jaminan!! Apalagi kalua hanya menang-kalah karena hoki/nasib atau kecurangan wasit.

Ø  Waspadailah orang-orang gila dadakan hasil rekayasa dan atau konspirasi sistemis dan sistematis “ilmiah” pula. Ini zaman now (nonton ora wareg) semua ingin kenyang, tidak puas hanya menjadi penonton, ingin kenyang juga ! tapi jangan ketularan gila dadakan dengan alasan apapun!

Ø  Kemiskinan keduniaan jangan menjadi sebab kemiskinan iman nak! Egoism, tamak, iri, dengki, dendam, jangan memperdayakan dan menghancurkan iman, jagalah identitas dan jati dirimu, nak!

Ø  Di zaman NOW ini jangan memanjakan maksiat sekecil apapun dan juga jangan meremehkan amal sekecil apapun. Umat sangat memerlukan binaan para mundzirul kaum

Ø  Tanggul-tanggul akhlak lebih-lebih akibat goncangnya moral itu lebih dahsy
at daripada aakibat goyangnya gempa, banjir dan bencana lainnya.

Ø  an-nafsu al-mutmainnah (jiwa yang tenang) itu tidak dating kosongan tanpa usaha, tanpa cost, tanpa bea, tanpa pengorbanan. Kenaikan kelas baru harus melewati ujian, bukan buru-buru mengandalkan kerepekan “contekan” itu bisikan busuk setan, penjajah dan teman-temannya.

Ø  Ujian kesantrian dan kepesantrenan yang lahir berkembang di republik ini menjadi referensi inti pembinaan bangsa. Kalau tidak, maka Allah SWT bisa murka, naudzubillah

Ø  Hampir di semua sektor dan lini penduduk dunia, semua aktivitas atas dasar perhitungan untung-rugi, bukan benar-salah, apalagi baik-buruk, halal-haram, berguna-berbahaya terhadap manusia dan kemanusiaan.

Ø  Memilih makanan, minuman, pakaian, wajib mencari yang syar’i! dalam memilih suami, istri, besan, dan  menantu demikian juga bagi siapapun yang mengaku islam sebagai agama panutannya.

Ø  Sejarah para perintis dan perintisan pesantren di Indonesia yang sudah berabad-abad, mungkin sejak Raden Patah atau mungkin sebelumnya. Para ulama’, para Auliya’, dan habib-habib, dan lain-lain menelurkan, melahirkan negara merdeka Republik Indonesia ini. Jangan terkecoh, hanya karena posisi sementara umat islam yang “lagi” kurang beruntung.

Ø  Adalah pesantren, salah satu Lembaga yang otonom, steril, dan terus berimunisasi apalagi di zaman now ini. Ini MUTLAK. Maka biasanya yang tidak kuat atau tidak betah karena mereka yang berniat tidak sakral atau tidak berniat sakral.

Ø  Adalah pesantren , salah satu Lembaga Pendidikan yang selalu menegakkan kewibawaan sakralnya ilmu, ahlaq, proses Pendidikan dan pengajaran (pembelajaran), guru/pengajar, dan pengabdian sebagai AMANAT. Ibadah dengan mewajibkan dan mengikrarkan hidup matinya lillahi rabbil aalamiin.

Ø  Adalah pesantren, salah satu Lembaga yang selalu konsisten menghargai dan layak dihargai, menghormati yang layak dihormati, mendahulukan pengerjaan hal yang penting, dan mengakhirkan atau meninggalkan hal yang tidak penting. Semua santri dididik benar-benar paham dan bergairah

Ø  Adalah pesantren, salah satu Lembaga yang diajarkan bahwa yang menang belum tentu benar, yang terpilih belum tentu yang terbaik.

Ø  Adanya kemauan menyampaikan kebenaran itu sudah satu Langkah menuju kemenangan, meskipun sendirian, kemenangan menuju kebenaran, kemenangan melawan mendiamkan kebatilan.

Ø  Di zaman zero malu “darurat tanpa malu” ini susah bagi orang yang Nurani untuk menang. Maraknya pembodohan dan penyesatan mempersulit orang mencari dimana alamat rumah pak jujur, pak benar, kemana mencari alamatnya? Antara massmedia resmi, medsos, FB, WA, dan sumber-sumber berita yang lain.

Ø  Akan banyak yang mencintai “dadakan” PDKT (percaya diri kurang tampan? Pendekatan “karena dan untuk” memanfaatkannya,  “karena dan untuk” tugasnya, “karena dan untuk” posisi, tendensi, ambisi prestasinya, karirnya, reputasinya “kesementaraannya”

Ø  Nyawa ini hanya pinjaman. Kepada yang memberikan pinjaman harus dikembalikannya dengan baik atau lebih baik setelah digunakannya.

Ø  Pikiran rusak adalah menyerahkan Pendidikan atau sumber kebenaran, kejujuran, dan keadilan ke tangan dajjal-dajjal modern, manipulator kebenaran professional.

Ø  Kebenaran harus menjadi pedoman hidup dan itu mutlak hanya dari yang maha pemberi hidup, Allah SWT. Bukan dari manusia sombong dan congkak karena modal-modal semu berupa kelebihan lahiriyahnya pada saat-saat tertentu dan itu tidak berlangsung lama. Sekali lagi itu tidak lama, pendek sekali.

Ø  Zaman ini banyak manusia memangsa manusia lain dengan caranya masing-masing. Ada dengan politik, budaya, senjata, dan ada juga yang memutar balikkan hukum untuk dijual-belikan dalam lobby-lobby tingkat tinggi.

Ø  Ada 2 nasib yang dihindari manusia yaitu ketakutan dan kelaparan. Disanalah ujian, godaan, gangguan mendekati manusia-manusia lemah “kemanusiaan” utuhnya. Belum lagi ketamakan, iri, dengki, yang acap kali menempel dalam diri mereka. Dengan modal kemampuan dan kekuatan yang dimilikinya cepat/lambat melakukan apa saja tanpa pertimbangan benar-salah, baik-buruk, berguna/berbahaya.

Ø  Kehidupan sakral harus ditegakkan Bersama secara kontinu. Menegakkan nilai-nilai principal di sikon yang berbeda antara generasi dengan generasi, sikon boleh dan pasti selalu berubah, tidak bisa dihindari, tetapi prinsip tetap!

Ø  Kita harus menghindari sikap-sikap “lari di tempat” tanpa sadar, bertele-tele dalam kepuasaan prestasi, tetapi tetap diam di pemberhentian.

Ø  Tidak waktunya lagi menyalahkan yang lewat, menyalahkan pihak lain, menyalahkan pembagian dari Allah, menyalahkan takdir/nasib, bercerminlah! Kita berbuat apa/tidak berbuat apa-apa? Masing-masing bertanya kepada dirinya sendiri.

Ø  Apa perbedaan antara pemimpin dan penguasa? Pemimpin adalah memimpin demi menjalankan Amanah rakyatnya, sedangkan penguasa adalah memimpin demi ambisinya, sok pinter
“dari pola pikirnya”, pemimpin akan bertindak dan berpikir bagaimana membesarkan memajukan instansi dan orang-orang di dalamnya untuk maju dan berkembang sesuai visi misi. Penguasa dia akan berpikir dan berusaha keras bagaimana cara menguasai, cara dapat nama baik dan memutuskan atas keinginan pribadinya semata. wallahu a’lam bisshawaab
Pemimpin yang baik harus menguasai permasalahan, selalu banyak mengambil inisiatif, tidak menunggu perintah, menciptakan pekerjaan bukan mencari pekerjaan.

Ø  Hidup Ananda belum selesai, tetap harus belajar, menuntut ilmu dan siaop kalua diuji dimana saja, di jalan, di pasar, di kendaraan, di terminal, di lapangan, dan lain-lain. Sukses/tidak, masyarakat yang menilai.

Ø  Orang pintar adalah yang berhasil mengembangkan ilmunya untuk kehidupan yang positif. Tingkatan tertinggi penuntut ilmu adalah saat dia merasa bahwa dirinya tidak tahu apa-apa, tidak berilmu. Itulah derajat yang paling tinggi.

Ø  Ilmu, ijazah, dan title tidak bisa dibeli, itu idealnya. Tapi kenyataannya, banyak orang yang berilmu dan berijazah, bertitel/ berpangkat bisa dibeli.

Ø  Barang siapa mementingkan umat, dia akan mendapatkan keuntungan  atau bagian karena dia bagian dari umat. Kalau memikirkan dirinya sendiri, masyarakat “bisa-bisa” tidak mendapatkan bagian.

Ø  Membaca dan menilai orang lain adalah hak setiap orang, tetapi membacakannya kepada orang lain adalah perbuatan tidak etis, melebihi aibnya sendiri.

Ø  Kegiatan tahfidzul qur’an merupakan kegiatan sakral, ibadah, lilah, tidak kenal inflasi. Membedakan dan menentukan tingkatan kesetiaan dan kecintaan umat terhadap kitab suci, sumber hidayah dan pedoman inti dan abadi nya.

Ø  Manusia mahluk Allah terakhir di atas bumi ini diciptakan untuk memakmurkan bumi Allah SWT. Dikaruniai sangat banyak potensi lebih daripada mahluk-mahluk lain. Namun dibebani untuk maksud mulia, itu amanat tanggung jawab yang berat. Apapun yang dilakukan, besar-kecil, dipertanggungjawabkannya, ada yang didahulukan pembalasannya di dunia, dan ada yang  diakhirkan di akhirat.

Ø  Nurani, naluri, amanat, keterpanggilan, rasa tanggung jawab, itulah kelebihan manusia daripada mahluk yang lain.

Ø  Berbahagia dan membahagiakan orang lain, dan bahkan mahluk semesta alam, diteladankan oleh nabi besar Muhammad, Rasulullah SAW, yang sudah mendapat title tertinggi  “rahmatan lil’alamiin”, rahmat bagi alam semesta. Kapasitas, failitas, dan semua yang diperlukan untuk itu disediakan dengan sempurna. Apa yang ada di bumi dan langit ini untuk manusia, untuk kebahagiaan manusia agar tenang dan khusyu’ dalam menyembah, mengabdi, dan berbakti kepada-Nya.

Ø  Syukur dan sabar kita diuji dalam kehidupan ini. Baik dalam kehidupan pribadi, dalam membina keluarga, maupun berhubungan dengan masyarakat. Umat islam selalu berukhuwah, bersaudara. Ujian ukhuwah ini sangat komplek dan kontinu, sepanjang zaman sebagai bahan “isi” rapor umat islam di setiap masa dan sepanjang zaman, tanpa berhenti.

Ø  Ukhuwah/persaudaran, kasih sayang, kebersamaan, tolong menolong, dan saling mengingatkan adalah di antara fadho’il (karunia, kelebihan-kelebihan), sekaligus “title/gelar dan amanat” sebagai sebaik-baik umat yang diperuntukkan manusia dan umat yang lain menerima adzab karena meninggalkan amanatnya

Ø  Bangsa kita, umat kita amat perlu dan wajib:
-          Kerja keras, bukan mengemis/minta-minta keras
-          Mandiri keras,  bukan ketergantungan keras
-          Merdeka keras, bukan “minta” dijajah lagi keras

Ø  Penyakit menghafal al-qur’an adalah perlombaan, pamer, dan hilangnya hafalan.

Ø  Takut kepada selain Allah? Mengharap kepada selain Allah? Inilah yang membuat kita gagal atau kalah selama ini. Kehidupan kita ini lillahi rabbil alamiin.

Ø  Penyakit hati ibarat penyakit jasmani, berikut beberapa contohnya:
-          AIDS (amat, iri, dengki dan sombong)
-          FLU ( fitnah melulu)
-          MIGRAIN ( malas ibadah gemar bermain )
-          ASMA ( amat sering menggunjing aib )
-          TBC ( terlalu banyak curiga )
Bagaimana cara mengobati penyakit ini, cobalah berusaha:
-          Berdoalah agar dijauhkan dari penyakit ini
-          Carilah hati kita pada tiga tempat atas kesempatan:
    ·       Saat mendengarkan ayat-ayat al-qur’an yang sedang dibacakan
    ·       Di majelis-majelis tempat orang berdzikir
    ·       Di saat engkau berada sendirian di tempat sunyi
-          Berdzikir mengingat kepada Allah SWT
-          Hidup Bersama orang-orang yang taat

Ø  Banyak orang yang kehilangan jati diri, membuang jati diri, lalu bersifat seperti bunglon, bunglonisme.

Ø  Saat ini ada 3 golongan manusia:
-          Laa ilaha illallah, wal hayatu syariah, tidak ada tuhan selain Allah SWT , dan kehidupan adalah             syariah.
-          Laa ilahaa illallah, wal hayatu maddah,  tidak ada tuhan selain Allah SWT, dan kehidupan adalah             materi
-          Laa ilahaa wal hayatu maddah, tidak ada tuhan dan kehidupan adalah materi.

Ø  Otak yang kita miliki tidak boleh berhenti, harus diasah selalu agar tetap cerdas, tidak rela dengan hanya kecerdasan yang lalu. Jangan dilupakan! Jangan sampai kecerdasan yang kamu miliki menjadi karatan, jamuran, hilang ditelan masa.

Ø  Ideologi apapun yang didasari Dengan tanpa didasari dengan tanpa dasar ketuhanan maka akan segera habislah ia, karena ia buatan manusia dan memang masanya tidak akan lama.

Ø  Ada pertanyaan, saat ini jika ada pemain bola menendang bola akan tetapi tidak masuk-masuk, maka apa yang harus dilakukan? Memperbaiki tendangan, atau menggeser gawang?

Ø  Jika kita ingin melihat kualitas pemimpin, lihatlah kualitas pengikutnya.

Ø  Islam berada diantara kebodohan anak-anaknya, ketidakberdayaan ulama’nya, penindasan penduduknya,  keserakahan orang kaya, kemalasan pekerjanya, ketakutan tentaranya, dan kepemimpinan musuhnya.

Ø  Kunci dari kunci-kuncinya keberhasilan adalah keteladanan yang baik, lebih-lebih berasal dari dirinya sendiri.

Ø  Jika kita mempunyai tim, maka yang perlu kita ketahui sangat-sangat adalah keunggulan dan kelemahan tim kita. Agar kita bisa menguatkan keunggulan dan memperbaiki kekurangan tim kita, sehingga dalam menghadapi lawan, kitab isa Menyusun formasi yang terbaik.

Ø  Hidup tanpa jati diri adalah tengkorak hidup

Ø  Ketika ada penjual sate dating, yang tahu duluan apa? Telinga, karena mendengar suara kentongan. Lalu hidung, karena mencium baunya. Lalu mata karena melihat, baru dimakan oleh mulut dibantu oleh tangan dan dirasakan oleh lidah. Kaki ikut berjalan, begitu pun anggota tubuh lainnya. Telinga tidak pernah protes tidak mendapatkan bagian makanan. Kalua ada yang makan menggunakan telinga bagaimana? Itulah organisasi, asalnya dari kata organ.

Ø  Jangan terpeleset oleh tepuk tangan orang . lihat dulu siapa yang memberi appalause itu.

Ø  Sebesar dan setinggi apapun posisimu, jangan menganggap umat ini milikmu, atau kamu milik umat. Kita semua milik Allah SWT. Dan kita sama-sama menunaikan amanat dari-Nya.

Ø  Segala sesuatu yang dilakukan dengan meninggalkan agama adalah proses pemurtadan parsial yang berujung pada pemurtadan total.

Ø  Kamu tidak mungkin bisa mencintai semua manusia, dan semua manusia tidak mungkin cinta padamu. Maka cintailah Allah! Allah akan mencintaimu dan akan mewujudkan rasa cinta manusia kepadamu.

Ø  Menghafalkan, mengajar al-qur’an itu fardhu kifayah. Tetapi membaca al-qur’an itu fardhu’ aiin itulah keluwesan islam.

Ø  Kamu harus berwatak guru, bukan hanya berwatak politik, atau pedagang saja. Kalua hanya watak itu, kamu tidak akan maju.

Ø  Jasa umat islam dalam memperjuangkan kemerdekaan, mengusir penjajah dan membersihkan penyakit-penyakit dan ekses dari penjajahan tidak diragukan lagi. Tetapi oleh generasi berikutnya ditutup-tutupi.

Ø  Jangan menyalahkan yang dulu dan jangan terlalu membanggakan yang ada sekarang, karena setiap masa ada tokohnya, dan setiap ,tokoh ada masanya, dan setiap masa ada  masalahnya.

Ø  Pertandingan belum selesai, antara hidayah dan kesesatan. Sejak kejadian qabil dan habil, pengikut nabi Nuh AS dan pengikut puteranya dan sebagainya sampai hari kiamat nanti. Bahkan bisa dibilang pertandingan baru dimulai.

Ø  Waspadai kaum-kaum yang ingin memiliki dan menguasai kita. Jika tidak berhasil, mereka akan menghancurkan kita.

Ø  Banyak yang mendahulukan kemauan daripada kebenaran maka banyak yang mendahulukan nafsu, ambisi, daripada iman dan hidayah. Ini melanda dan meluas sampai kalangan atas.

Ø  Dalam melihat, mendengar, atau membaca harus memperhatikan mana yang untuk diikuti, ditaati, dan diamalkan dan mana yang hanya untuk pengetahuan.

Ø  Al-qur’an, Bahasa arab, syari’ah dan iptek itu tetap milik Allah SWT. Amanat bagi semua manusia. Penyesalan dan kerugian manakala manusia mengkhianatinya apalagi meninggalkannya. Berbahagialah umat, Lembaga atau Gerakan yang tekun bertahan kuat,sabar, tabah dan istiqomah menegakkannya.

Ø  Bangunlah kemauan. Kalua perlu paksalah dirimu untuk mau, untuk maju. Usirlah setan yang memaksamu untuk tidak mau, untuk tidak maju! 

    demikianlah petuah-petuah dari ustadz Hasan Abdullah Sahal. Semoga dengan ini, kita dapat menambah wawasan kehidupan lanjut yah teman-teman, amiiin.

Komentar

Postingan Populer